Salah satu kebutuhan manusia saat ini adalah alat komunikasi. Hampir setiap orang mempunyai alat komunikasi atau gawai. Begitu juga dengan para pelajar. Manfaat dan efek negatif pun menyertai penggunaan gawai di kalangan pelajar. Fenomena tersebut tidak bisa kita hindari.
Pelajar masa kini berbeda dengan pelajar zaman dahulu. Saat ini, pelajar adalah kaum digital. Mereka cenderung lebih memilih hal-hal yang bersifat instan atau cepat. Kita tidak bisa menyalahkan sifat tersebut karena hal-hal instan adalah tuntutan di masa sekarang. Hampir semua aspek kehidupan dituntut untuk cepat. Begitu pun dengan belajar.
Melalui gawai, pelajar bisa mengakses semua informasi yang bersifat baik maupun buruk dengan cepat. Tinggal bagaimana mereka menyaring semua itu. Di sinilah peran kita sebagai pendidik bisa sedikit ikut campur dalam penggunaan gawai di kalangan pelajar. Guru bisa menjadi filter informasi bagi pelajar. Guru bisa mengarahkan siswanya untuk mengakses informasi yang bermanfaat. Tentunya, guru yang baik bukan hanya mengarahkan, tetapi guru yang baik yangbaik harus mampu memproduksi informasi yang bermanfaat itu sendiri. Salah satunya melalui blog.
Blog menurut KBBI adalah jurnal pribadi seseorang di internet yang dapat diakses oleh siapa saja. Dengan membuat blog yang berisi informasi-informasi mengenai materi pelajaran, seorang guru secara tidak langsung sudah melakukan tugasnya sebagai filter dan membentengi pelajar dari pengaruh buruk internet dan gawai. Dalam blog, guru juga bisa menyediakan latihan atau ujian yang bersifat daring. Dengan begitu pelajar akan menggunakan gawainya untuk mengakses informasi yang dibutuhkan, yaitu informasi yang berkaitan dengan studinya. Bayangkan saja jika setiap guru mapel di suatu sekolah mempunyai blog yang isinya adalah materi-materi dan latihan-latihan dan menugaskan siswanya untuk mengakses blog tersebut, maka siswa di sekolah tersebut pasti akan selalu mengkasesnya dan terhindar dari efek negatif internet.
Sayangnya banyak guru yang belum berfikir ke arah tersebut. Masih banyak guru yang beralasan tidak bisa membuat media pembelajaran daring seperti blog. Padahal saat ini banyak sekali tutorial atau workshop tentang pembuatan media pembelajaran daring. Salah satunya adalah wokshop pembuatan blog bagi guru yang diadakan oleh Seamolec. Seamolec ini rutin mengadakan workshop-workshop daring yang bisa diikuti oleh semua guru. Seperti Workshop pembuatan blog, animasi, dan sebagainya. Semuanya gratis dan bersertifikat. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah sebagai guru kita bisa menyediakan informasi yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan pelajar masa kini.
Alasan guru berikutnya tidak mau membuat media pembelajaran daring adalah lokasi sekolahnya yang jauh dari kota atau terpencil.Jadi siswanya pun tidak bisa mengakses intenet dan percuma saja membuat media pembelajaran daring. Anggapan tersebut adalah salah besar. Saya adalah guru yang bertugas di daerah 3T. Ternyata siswa saya hampir semuanya memiliki gawai atau smartphone. dan ternyata mereka bisa mengakses internet. Meskipun mereka harus mencari dahulu di mana tempat-tempat yang ada sinyal. Dan lebih miris lagi, yang mereka akses adalah informasi yang kurang bermanfaat. Jadi daerah terpencil bukan menjadi alasan bagi guru untuk tidak membuat media pembelajaran daring. Jangan dikira daerah terpencil tidak ada sinyal internet, saya sudah membuktikannya. Internet saat ini adalah dunia lain yang mengiri dunia kita. Setiap orang  pasti berhubungan dengan internet. Jadi, seorang guru harus mampu mengisi dunia lain tersebut dengan informasi yang bermanfaat. Salah satunya adalah blog yang berisi dengan materi yang diampunya. dengan begitu, guru bisa membentengi dan menjadi filter bagi siswanya dari pengaruh buruk internet.